Rabu, 03 Oktober 2012

Bismillahirohmanirrohim
          TES PRESTASI BELAJAR

1.Definisi Tes Prestasi Belajar

Ø  Menurut Benyamin S.Bloom,
tes prestasi belajar adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua kawasan tujuan pendidikan  yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotorik.
Ø  Menurut Robert L. ebel (1979)
Menambahkan bahwafungsi utama prestasi dikelas adalah mengukur prestasi belajar para siswa.

2.Cara Mengukur Prestasi Belajar

Yang selama ini digunakan adalah dengan mengukur tes-tes yang biasa disebut ulangan.
Tes ini dibagi menjadi 2 yaitu :
*      Tes formatif adalah tes yang sering diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung.
*      Tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan pada saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar.
Tes sumatif ini ujian akhir semester.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan (1986: 26)        menyebutkan “ Tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu
a.     Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk menentukan kelemahan dan kelebihan siswa dengan melihat gejala-gejalanya sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan tersebut pada siswa dapat dilakukan perlakuan yang tepat.
b.     Tes formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan pelajaran tertentu. Tes ini diberikan sebagai usaha memperbaiki proses belajar.
c.     Tes sumatif dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir catur wulan atau semester. Dari tes sumatif inilah prestasi belajar siswa diketahui. Dalam penelitian ini evaluasi yang digunakan adalah dalam jenis yang di titik beratkan pada evaluasi belajar siswa di sekolah yang dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui prestasi belajar.


3.Ada dua macam pendekatan

Pendekatan yang amat populer untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar yaitu :
ü  Penilaian acuan norma adalah  kemampuan orang itu berbeda dan dapat digambarkan menurut distribusi norma.
Perbedaan ini harus ditunjukan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti kuliah selama satu semester peserta didik dites. Hasil tes seseorang dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi seseorang. Acuan ini biasanya digunakan pada tes untuk seleksi, karena sesuai dengan tujuannya tes seleksi adalah untuk
membedakan kemampuan seseorang dan untuk mengetahui hasil belajar seseorang.
ü  Penilaian Acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda.
Acuan ini banyak digunakan untuk bidang sains dan teknologi serta mata kuliah praktik. Tujuan penggunaan acuan kriteria untuk menyeleksi (secara pasti) status individual mengenai domain perilaku yang ditetapkan/dirumuskan dengan baik.

4.Manfaat Belajar Mengajar
a.     Guru memperoleh gambaran tentang sasaran belajar apa yang akan diutamakan.
b.     Membantu guru merumuskan perilaku siswa yang diharapkan.
c.     Sasaran belajar dapat membantu guru mengembangkan cara dan alat evaluasi kegitan belajar
d.     Menyusun rencana pendidikan perorangan bagi anak yang berbakat
e.     Guru menyusun tugas belajar siswa menjadi keseluruhan yang terpadu.

5.Model belajar mengajar ada 4 macam yaitu

*      Taksonomi Sasaran Pendidikan Ranah Kognitif dari Benyamin S. Bloom.
Mengembangkan taksonomi sasaran pendidikan dalam ranah kognitif yang meliputi 6 tingkatan :
1)      Pengetahuan, pengenalan yaitu dapat mengenal mengingat, dan merepoduksi bahan pengetahuan atau pembelajaran yang pernah diberikan.
2)      Pemahaman yaitu memahami materi atau gagasan yang diberikan.
3)      Penerapan yaitu menggunakan hal-hal yang abstrak dalam situasi yang khusus dan kongkret.
4)      Analisis yaitu menguraikan suatu materi atau bahan yang diberikan menjadikan unsure-unsur atau bagian-bagian sehingga kedudukan atau hubungan antar unsure diungkapkan menjadi jelas.
5)      Sintesis yaitu  menghimpun atau menyusun unsur- unsur atau bagian-bagian sehingga membentuk keseluruhan, proses bekerja dengan bahan-bahan, unsur-unsur dan mengabungkannya menjadi pola atau struktur tertentu.
6)      Evaluasi yaitu member pertimbangan mengenai nilai dari bahan dan metoda-metoda untuk tujuan tertentu.

*      Model Struktur Intelek dari Guilford
Model ini diilustrasikan oleh Guilford dengan bentuk sebuah kubus dengan masing-masing dimensi mewakili factor-faktor intelektual yang terkait satu dengan yang lainnya.
 Dimensi-dimensi itu adalah
1.      Dimensi konten
Dimensi ini mencakup bidang yang luas informasi dalam operasi yang di terapkan.
Demensi ini dibagi menjadi 4 kategori :
o   Figural
Informasi  yang non verbal atau bergambar.
Auditory – informasi yang dirasakan melalui pendengaran.
Visual – informasi yang dirasakan melalui penglihatan.
o   Simbolik
Informasi yang dianggap sebagai  tanda atau simbol-simbol yang tidak memiliki makna sendiri.
Misalnya angka arab atau huruf dari alphabet. 
o   Sematic
Informasi yang dirasakan  dalam  kata maupun kalimat baik secara lisan, tertulis atau diam-diam dalam pikiran seseorang.
o   Perilaku
Informasi dianggap sebagai tindakan individu atau individu.
2.      Dimensi produk
Dimensi ini Berisi hasil penerapan operasi tertentu dan isi tertentu.
Ada 6 jenis produk yaitu :
o   Unit : merupakan satu item informasi
o   Kelas : satu set item yang berbagi berbagai atribut.
o   Hubungan : merupakan koneksi antara item atau variable mungkin terkait sebagai bertentangan atau dalam asosiasi, urutan atau analogi.
o   System : sebuah organisasi item atau jaringan dengan bagian-bagian interaksi.
o   Transformasi : perubahan perspektif, konversi atau mutasi ke pengetahuan, seperti membalik huruf dalam sebuah kata.
o   Implikasi : prediksi, kesimpulan, konsekuensi atau antisipasi pengetahuan.
3.      Dimensi operasi
Terdiri dari 5 jenis yaitu :
o   Kognisi : kemampuan untuk memahami, mengerti, menemukan dan menjadi sadar.
o   Memori : kemampuan untuk mengkodekan informasi dan informasi ingat.
Kemudian dibagi menjadi :
·         Rekaman memori : kemampuan untuk mengkodekan informasi.
·         Memori retensi : kemampuan untuk mengingat informasi.
o   Berbeda produksi : proses menghasilkan beberapa solusi untuk masalah.
o   Produksi kovergen :proses untuk menyimpulkan solusi tunggal untuk masalah.
o   Evaluasi : proses menilai apakah jawaban akurat, konsisten, dan  valid.

*      Model Perilaku Kognitif Afektif dari Williams
Model Williams menampilkan secara tiga dimensional:  
o   bagaimana kurikulum,
o   strategi mengajar,
o   dan perilaku siswa berinteraksi dalam meningkatkan pemikiran.
Kreatifitas perlu diterapkan secara menyeluruh dalam kurikulum dan bahwa siswa harus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua bidang kegiatan mereka.
Model ini dapat digunakan juga untuk pengembangan program perorangan dalam kemampuan berfikir kreatif, serta dapat menjadi patokan seorang guru yang menginginkan
pendekatan yang seimbang dalam peningkatan berfikir dan bersikap kreatif.

*      Taksonomi Sasaran Pendidikan (Afektif) dari Kratwohl
Taksonomi afektif dari kratwohl terdiri dari 5 tingkat yaitu :
o   Menerima
o   Kesediaan untuk berespon
o   Menghargai
o   Menyusun system nilai
o   Perwatakan oleh kelompok nilai.

Semoga ilmu ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin yra

1 komentar:

  1. Terima kasih Bu Eni atas berbagi pengetahuan dan pengalamannya, akan lebih kaya jika dihadirkan cerita atau contoh dari beberapa jenis tes prestatif ini...tetap berbagi ya Bu...

    BalasHapus