TES PRESTASI BELAJAR
1.Definisi Tes Prestasi Belajar
Ø
Menurut
Benyamin S.Bloom,
tes prestasi
belajar adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua
kawasan tujuan pendidikan yaitu kawasan
kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotorik.
Ø
Menurut
Robert L. ebel (1979)
Menambahkan bahwafungsi
utama prestasi dikelas adalah mengukur prestasi belajar para siswa.
2.Cara Mengukur Prestasi Belajar
Yang selama ini
digunakan adalah dengan mengukur tes-tes yang biasa disebut ulangan.
Tes ini dibagi
menjadi 2 yaitu :
![*](file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Tes sumatif ini ujian akhir
semester.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan
(1986: 26) menyebutkan “ Tes
dibedakan menjadi tiga macam yaitu
a. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk menentukan kelemahan dan
kelebihan siswa dengan melihat gejala-gejalanya sehingga diketahui kelemahan
dan kelebihan tersebut pada siswa dapat dilakukan perlakuan yang tepat.
b. Tes formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan
pelajaran tertentu. Tes ini diberikan sebagai usaha memperbaiki proses belajar.
c. Tes sumatif dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada
akhir catur wulan atau semester. Dari tes sumatif inilah prestasi belajar siswa
diketahui. Dalam penelitian ini evaluasi yang digunakan adalah dalam jenis yang
di titik beratkan pada evaluasi belajar siswa di sekolah yang dilaksanakan oleh
guru untuk mengetahui prestasi belajar.
3.Ada dua macam pendekatan
Pendekatan yang amat populer untuk meningkatkan tingkat prestasi
belajar yaitu :
ü
Penilaian acuan norma adalah kemampuan orang itu berbeda dan dapat digambarkan
menurut distribusi norma.
Perbedaan ini harus ditunjukan oleh hasil pengukuran,
misalnya setelah mengikuti kuliah selama satu semester peserta didik dites.
Hasil tes seseorang dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui
posisi seseorang. Acuan ini biasanya digunakan pada tes untuk seleksi, karena
sesuai dengan tujuannya tes seleksi adalah untuk
membedakan kemampuan seseorang dan untuk mengetahui hasil
belajar seseorang.
ü
Penilaian Acuan kriteria berasumsi bahwa hampir
semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda.
Acuan ini banyak digunakan untuk bidang sains dan teknologi
serta mata kuliah praktik. Tujuan penggunaan acuan kriteria untuk menyeleksi
(secara pasti) status individual mengenai domain perilaku yang
ditetapkan/dirumuskan dengan baik.
4.Manfaat Belajar
Mengajar
a. Guru memperoleh gambaran tentang
sasaran belajar apa yang akan diutamakan.
b. Membantu guru merumuskan perilaku siswa
yang diharapkan.
c. Sasaran belajar dapat membantu guru
mengembangkan cara dan alat evaluasi kegitan belajar
d. Menyusun rencana pendidikan perorangan
bagi anak yang berbakat
e. Guru menyusun tugas belajar siswa
menjadi keseluruhan yang terpadu.
5.Model belajar mengajar ada 4 macam
yaitu
![*](file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Mengembangkan taksonomi
sasaran pendidikan dalam ranah kognitif yang meliputi 6 tingkatan :
1) Pengetahuan, pengenalan yaitu dapat
mengenal mengingat, dan merepoduksi bahan pengetahuan atau pembelajaran yang
pernah diberikan.
2) Pemahaman yaitu memahami materi atau
gagasan yang diberikan.
3) Penerapan yaitu menggunakan hal-hal
yang abstrak dalam situasi yang khusus dan kongkret.
4) Analisis yaitu menguraikan suatu materi
atau bahan yang diberikan menjadikan unsure-unsur atau bagian-bagian sehingga
kedudukan atau hubungan antar unsure diungkapkan menjadi jelas.
5) Sintesis yaitu menghimpun atau menyusun unsur- unsur atau
bagian-bagian sehingga membentuk keseluruhan, proses bekerja dengan
bahan-bahan, unsur-unsur dan mengabungkannya menjadi pola atau struktur
tertentu.
6) Evaluasi yaitu member pertimbangan
mengenai nilai dari bahan dan metoda-metoda untuk tujuan tertentu.
![*](file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Model ini
diilustrasikan oleh Guilford dengan bentuk sebuah kubus dengan masing-masing
dimensi mewakili factor-faktor intelektual yang terkait satu dengan yang
lainnya.
Dimensi-dimensi itu
adalah
1. Dimensi konten
Dimensi ini mencakup
bidang yang luas informasi dalam operasi yang di terapkan.
Demensi ini dibagi
menjadi 4 kategori :
o
Figural
Informasi yang non verbal atau bergambar.
Auditory – informasi yang dirasakan melalui pendengaran.
Visual – informasi yang dirasakan melalui penglihatan.
o
Simbolik
Informasi yang
dianggap sebagai tanda atau simbol-simbol
yang tidak memiliki makna sendiri.
Misalnya angka arab
atau huruf dari alphabet.
o
Sematic
Informasi yang
dirasakan dalam kata maupun kalimat baik secara lisan,
tertulis atau diam-diam dalam pikiran seseorang.
o
Perilaku
Informasi dianggap sebagai
tindakan individu atau individu.
2. Dimensi produk
Dimensi ini Berisi hasil
penerapan operasi tertentu dan isi tertentu.
Ada 6 jenis produk
yaitu :
o
Unit : merupakan satu item informasi
o
Kelas : satu set item yang berbagi berbagai atribut.
o
Hubungan : merupakan koneksi antara item atau variable mungkin
terkait sebagai bertentangan atau dalam asosiasi, urutan atau analogi.
o
System : sebuah organisasi item atau jaringan dengan bagian-bagian
interaksi.
o
Transformasi : perubahan perspektif, konversi atau mutasi
ke pengetahuan, seperti membalik huruf dalam sebuah kata.
o
Implikasi : prediksi, kesimpulan, konsekuensi atau antisipasi
pengetahuan.
3. Dimensi operasi
Terdiri dari 5 jenis
yaitu :
o
Kognisi : kemampuan untuk memahami, mengerti, menemukan dan
menjadi sadar.
o
Memori : kemampuan untuk mengkodekan informasi dan informasi
ingat.
Kemudian dibagi
menjadi :
·
Rekaman memori : kemampuan untuk mengkodekan informasi.
·
Memori retensi : kemampuan untuk mengingat informasi.
o
Berbeda produksi : proses menghasilkan beberapa solusi untuk masalah.
o
Produksi kovergen :proses untuk menyimpulkan solusi tunggal untuk
masalah.
o
Evaluasi : proses menilai apakah jawaban akurat, konsisten, dan valid.
![*](file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Model Williams menampilkan secara tiga dimensional:
o bagaimana kurikulum,
o strategi mengajar,
o dan perilaku siswa berinteraksi dalam meningkatkan pemikiran.
Kreatifitas perlu diterapkan secara menyeluruh dalam kurikulum
dan bahwa siswa harus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua
bidang kegiatan mereka.
Model ini dapat digunakan juga untuk pengembangan program perorangan dalam kemampuan berfikir kreatif, serta dapat menjadi patokan seorang guru yang menginginkan pendekatan yang seimbang dalam peningkatan berfikir dan bersikap kreatif.
Model ini dapat digunakan juga untuk pengembangan program perorangan dalam kemampuan berfikir kreatif, serta dapat menjadi patokan seorang guru yang menginginkan pendekatan yang seimbang dalam peningkatan berfikir dan bersikap kreatif.
![*](file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Taksonomi afektif
dari kratwohl terdiri dari 5 tingkat yaitu :
o
Menerima
o
Kesediaan untuk berespon
o
Menghargai
o
Menyusun system nilai
o
Perwatakan oleh kelompok nilai.
Terima kasih Bu Eni atas berbagi pengetahuan dan pengalamannya, akan lebih kaya jika dihadirkan cerita atau contoh dari beberapa jenis tes prestatif ini...tetap berbagi ya Bu...
BalasHapus